Studi Emisi Pencemar Biodiesel dari Minyak Goreng Bekas pada Mesin Diesel Generator 5 KVA

Authors

  • Mardono Mardono

Abstract

Penggunaan biodiesel (FAME – Fatty Acid Methyl Ester) sebagai pengganti bahan bakar mesin Diesel berkembang sangat pesat dalam usaha mengurangi ketergantungan pada bahan bakar minyak bumi. Namun di Indonesia perkembangan pemanfaatan biodiesel terkendala oleh harga biodiesel yang lebih tinggi dari bahan bakar Diesel otomotif (minyak solar) yang masih disubsidi oleh pemerintah. Dengan demikian penggunaan minyak goreng bekas atau minyak jelantah sebagai bahan baku biodiesel mempunyai peluang untuk mendapatkan biodiesel dengan harga yang lebih murah. Minyak jelantah adalah bahan yang terbuang dan sangat berbahaya bagi kesehatan apabila digunakan kembali sebagai minyak goreng karena sifatnya karsinogen, dan dengan proses transesterifikasi dapat diubah menjadi ester yang mempunyai karakteristik mendekati bahan bakar Diesel. Pada studi ini, biodiesel yang dibuat dari minyak jelantah diuji sebagai bahan bakar pada mesin Diesel generator 5 KVA. Dalam uji penerapannya di laboratorium bahan bakar biodiesel murni B-100 maupun campuran B-10 dan B-50 dianalisis emisi opasitas asap, HC dan CO dari gas buangnya dan dibandingkan dengan emisi gas buang dari bahan bakar referensi minyak Solar. Di samping itu, konsumsi bahan bakarnya juga dibandingkan. Hasil studi menunjukkan bahwa biodiesel dari minyak goreng bekas B-10, B-50, B100 dapat menjadi bahan bakar pengganti yang ramah lingkungan. Opasitas asap, emisi HC dan CO dari mesin diesel generator 5 KVA pada beban listrik sampai 2000 Watt secara signifikan masingmasing turun sampai -66,4%, -24,6% dan -28,6%, namun konsumsi bahan bakarnya meningkat antara 2,3% - 9,2%, masih diperlukan studi lanjutan untuk melihat pengaruhnya pada pembentukan deposit pada sistem injeksi bahan bakar dan ruang bakar mesin.

Downloads

Published

2024-10-03

Issue

Section

##section.default.title##