STUDI KARAKTERISTIK DAN PERMODELAN TERMAL BATUAN INDUK TERSIER DI CEKUNGAN SALAWATI, PAPUA BARAT

Authors

  • Arista Muhartanto
  • Ahmad Helman Hamdani Universitas Padjajaran
  • Safrizal Pertamina EP
  • Lili Fauzielly Universitas Padjajaran
  • Afriadhi Triwerdhana KTI Exploration Pertamina EP

Abstract

Cekungan Salawati memiliki cadangan minyak dan gas sejumlah 0.5 BBO dan 0.1 TCFG, diduga hidrokarbon

dihasilkan dari batuan induk Tersier dan Pra-Tersier. Beberapa studi batuan induk telah dilakukan, seperti pada

Formasi Sirga (Oligosen Akhir), Formasi Kais (Miosen Tengah) dan Formasi Klasafet (Miosen Akhir). Minimnya

pengetahuan mengenai studi karakteristik dan pemodelan termal batuan induk Formasi Sirga dan Pre-Faumai,

serta keingintahuan mengamati adanya pembalikan polaritas cekungan merupakan hal yang menarik untuk

diteliti lebih lanjut. Metode penelitian menggunakan analisis geokimia petroleum yang meliputi: TOC, Rock

Eval Pyrolisis, kerogen typing, vitrinite reflectance (%Ro ) dengan sejumlah 9 sampel cuttings. Kekayaan material

organik berdasarkan parameter TOC pada kedua formasi menunjukkan kuantitas good to very good, sedangkan

parameter PY menunjukkan kualitas fair to good potency sebagai batuan induk dalam menggenerasikan

hidrokarbon. Tipe kerogen komposisinya didominasi NFA yang mengindikasikan pengendapan di lingkungan

oxidizing marine atau lakustrin. Data plot HI terhadap Tmax, kerogennya menunjukkan campuran tipe II/III yang

mengindikasikan pengendapan yang terjadi di lingkungan transisi (fl uvio-deltaic). Kematangan Formasi Sirga dan

Pre-Faumai (Oligosen) berdasarkan %Ro dan Tmax menunjukkan tingkat yang rendah. Data kematangan berdasarkan

pemodelan cekungan 1D pada sumur Warir-1X dan WIR-1A (di luar daerah penelitian) memperlihatkan evolusi

kematangan yang telah mencapai level yang lebih tinggi, yakni early to mid-mature yang terjadi pada kala Pliosen

Tengah, dan tingkat kematangan akhir dalam oil generation yang tercapai sejak Pleistosen Awal. Adanya pembalikan

polaritas cekungan yang mengarah ke Selatan sebelum Pliosen, berubah menjadi mengarah ke Utara sebagai

deposenter cekungan berdampak terhadap peningkatan kematangan termal. Pada deposenter, umumnya bertindak

sebagai dapur yang matang (mature kitchen) yang merupakan tempat dihasilkannya hidrokarbon.

Downloads

Published

2024-06-27

Issue

Section

##section.default.title##