Monitoring Perubahan Saturasi Minyak Residual dengan Metode Pemodelan Single Well Tracer Test

Authors

  • Aznil Arif Rahman
  • Dike Fitriansyah Putra

Keywords:

SWTT, saturasi minyak residual, CMG, Sor

Abstract

Saturasi minyak residual secara kuantitatif dapat ditentukan dengan metode logging dan coring akan tetapi metode tersebut mempunyai keterbatasan radius investigasi yang kecil. Oleh karena itu, metode Single Well Tracer Test (SWTT) menjadi alternatif yang lebih baik karena memiliki radius investigasi 10-30 ft dari lubang sumur. Namun pengukuran Sor dengan metode SWTT menjadi tidak efektif apabila parameter yang digunakan tidak optimal sehingga menimbulkan keliruan dalam interpretasi. Observasi parameter untuk mengetahui pengaruh hasil pengukuran hasil Sor terhadap konsetrasi chemical tracer pada SWTT perlu dilakukan. Konsentrasi MeOH pada overflush serta shut-in time digunakan sebagai acuan untuk mengetahui efektivitas injeksi surfaktan, yaitu perubahan Sor sebelum dan setelah injeksi surfaktan. Prinsip SWTT adalah menginjeksikan Ethyl Acetate (EtAc) ke dalam lubang sumur, kemudian berdasarkan reaksi hidrolisis antara EtAc dan H2O menghasilkan produk berupa Ethyl Alkohol (EtOH) sebagai secondary tracer. Reaksi ini terjadi hingga titik kesetimbangan. EtAc Yang tersisa akan larut di dalam minyak dan tidak dapat larut di dalam air sedangkan EtOH akan larut di dalam air. Akibatnya EtOH akan lebih mudah bergerak daripada EtAc sehingga kumulatif produksi EtAc dan EtOH pada peak concectration berbeda (retardation factor). Perbedaan ini menjadi indikator pengukuran Sor apabila +semakin besar retardation factor maka semakin besar pula Sor yang didapatkan. Begitupun sebaliknya, apabila retardation factor kecil maka Sor juga akan kecil. Simulator STARS merupakan produk yang dikeluarkan oleh Computer Modeling Group (CMG), pemodelan dapat mencakup multicomponent, multiphase, chemical flooding, chemical reaction model dan single well tracer test, simulator ini dapat mengetahui tingkah laku fluida reservoir pada media berpori yang homogen maupun heterogen. Setelah dilakukan analisis yang mengacu pada kurva permeabilitas relatif, maka skenario 1 case 10 merupakan skenario terbaik karena didapatkan kan Sor 0,4. Adapun parameter yang digunakan adalah konsentrasi EtAc , 0,0025 mole fraction, MeOH 0,011 mole fraction dan shut in time 2,5 hari. Setelah injeksi surfaktan diperoleh Sor 0,26. Ini berarti terjadi perubahan 14% Sor menurun setelah injeksi surfaktan yang membuktikan kesuksesan metode SWTT dalam memonitor efektivitas injeksi surfaktan. berdasarkan peak concentration EtAc diikuti oleh penurunan Sor. sebaliknya penurunan konsentrasi EtOH diikuti oleh kenaikan Sw.

Downloads

Published

2021-04-30

Issue

Section

##section.default.title##